PATUNG DALIHAN NATOLU "SITOLU HARAJAON" AKAN DIBANGUN DI SAMOSIR

(Tolping - Samosir)
Pemerintah Kabupaten Samosir berencana membuat terobosan baru melalui rencana pembangunan prasasti budaya yaitu Patung Harajaon di Bukit Beta Tuktuk Siadong Kecamatan Simanindo. Pemilihan lokasi Bukit Beta karena lokasi yang cukup strategis sebagai salah satu pintu masuk ke lokasi objek wisata Kabupaten Samosir. Untuk mengantisipasi pemikiran dan presepsi yang berbeda dikalangan Masyarakat khususnya masyarakat Batak di parserahan dan di Bona Pasogit.


Pemerintah Kabupaten yang disponsori oleh PT. Wijaya Bina Cipta Karya melakukan seminar di Jakarta dengan tema ”Sosialisasi Pembangunan Prasasti Sejarah Asal Muasal Suku Batak Patung Dalihan Na Tolu Sebagai Basis Pengembangan Industri Kreatif dan Parawisata Diharapkan akan tumbuh keinginan yang kuat, untuk peduli dan menghargai serta melestarikan sejarah dan budaya Batak menjadikan Aset yang bernilai tinggi dan unik”. Diharapkan ke depan akan dibangun di pintu masuk desa-desa di Kabupaten Samosir demikian dikatakan Bupati Samosir, Ir. Mangindar Simbolon, Selasa (20/10) di Hotel Bumi Karsa Jakarta. Hadir dalam seminar tersebut, Tokoh Adat dan Budaya Batak Doangsa Situmeang, Penulis buku Budaya Batak Bisuk Situmeang, Tokoh Masyarakat Batak Benny pasaribu, Tokoh Adat dan Marga Duaman Panjaitan, Sutradara Edward Pesta Sirait, Pengusaha Kerajinan Ulos Batak Martha Ulos, Dirut Inticom Ir. Tigor Situmorang, MBA, Tokoh Pengurus punguan Marga Simbolon Mayor Simbolon, Tokoh Pers dan Tokoh Adat Ronald Sihombing, Designer Nasional berbasis ulos Batak Merdi Sihombing, Wartawan Senior SIB Jamida Pasaribu dan Jajaran Pemerintah Kabupaten Samosir.

Sebagai pembicara utama Uskup Agung MGR. DR. AB Sinaga, dengan topik pembahasan legenda sejarah asal muasal Suku Batak dalam prasati patung Si Tolu Harajaon (Dalihan Na Tolu) dalam mempersiapkan permulaan era baru, peta baru, pendekatan baru dan nantinya akan dilanjutkan pada ke depan yang memiliki konsep injil dalam bentuk transedensi dan imanensi.

Lebih lanjut Uskup Agung Medan mengatakan, Saya adalah orang Khatolik. Theology Khatolik ialah bahwa segala nilai baik dalam budayanya itu berasal dari Allah tetapi itu tidaklah sempurna, kepenuhan dan kesempurnannya dalam Yesus Kristus. Maka dari itu saya menekankan bahwa tidak ada Sipele Begu bagi orang Khatolik semua menyembah Allah tapi tidak sempurna terpaut dengan dosa tan-tanan ( dosa bawaan-red). Dalam ilmu theologia hal ini dikatakan sebagai sperma-spermatikos atau benih-benih sabda dalam budaya.

”Terus terang saya bukan pengikut Nomensen yang membuat Huta Dame dengan pembatasan antara orang kristen dengan Sipele Begu dan ini harus saya hapuskan dari kalimat saya tetapi tugas kita adalah untuk menyempurnakan segala yang kotor oleh dosa asal itu. Pada dasarnya seperti kata konsili Vatikan kedua, mereka telah dibimbing oleh Allah dalam perjalanan yang gelap karena dosa tetapi Allah tidak akan meninggalkan mereka maka dari itu saya berkata, bahwa pembakaran ulos tidak berlaku bagi orang Khatolik.” katanya

Pada sesi kedua dihadirkan tiga pembicara sekaligus yakni, Dosen Seni Rupa UNIMED Drs. Syahruddin Harahap M.Si, mengatakan dalam paparannya mengenai pemahaman dan pemaknaan estetika ornamen habatakon untuk arsitek patung Siharajaon (Dalihan Natolu). Dr. Daulat Saragih M.Hum yang juga Dosen Filasafat UNIMED memaparkan tentang manfaat dan kegunaan pembangunan prasasti sejarah asal- muasal suku Batak patung Sitolu Harajaon dan aplikasinya dalam kehidupan masyarakat Batak sehari-hari. Selanjutnya Dr. HP Panggabean SH, M.S seorang tokoh masyarakat dan pakar hukum menyampaikan pembahasan soal harmonisasi kehidupan suku Batak yang didukung nilai-nilai adat dan budaya serta manajement konflik dalam ajaran budaya Batak dalihan Natolu.

Dalam Kesempatan itu Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon mengatakan agar supaya masyarakat Batak dapat berkenaan memberi perhatian dan partisipasinya dalam kemajuan pembangunan Samosir sebagai tanah leluhur bangso Batak, dan secara khusus sangat mendukung rencana pembangunan prasati sejarah dan budaya patung Si Tolu Harajaon.

Disamping itu Bupati Samosir hal-hal bebrapa kendala pembangunan, terkait dengan persoalan tanah ulayat, tanah adat. Mendengar keluhan ini para peserta seminar turut merasa prihatin. Hal ini terungkap dari pernyataan-pernyataan peserta yang lebih condong pada dukungan moral supaya Pemdakab Samosir bertindak lebih arif dan pintar-pintar menghadapinya serta tetap memelihara kedamaian sesuai tradisi budaya yang berlaku. Lebih tegas Bupati Samosir tentang masalah tanah ulayat atau tanah adat atau tanah lainnya di Samosir menyatakan tidak akan menjual ke pihak asing. ”Setapak pun tanah di Samosir tidak akan di jual kepada pada orang asing, tapi kita berharap tanah-tanah itu dimanfaatkan untuk mengembangkan pembangunan dan pembangunan samosir sangat membutuhkan investor”, jelasnya.

”Tapi seandainya ada investor yang tertarik melakukan Investasi di Samosir dan membutuhkan lokasi atau atau tanah pengembangan pembangunan maka Pemdakab Samosir siap mengatur kerja sama penggunaan lahan tanah dengan kontrak sementara. Untuk itu kita sudah menyusun rancangan perda khusus mengatur hal kontrak penggunaan tanah termasuk rancangan tanah ulayat dan adat sehingga dengan demikian tidak perlu diragukan tanah di Samosir dan tidak akan menjadi milik orang lain”, lanjutnya.

Pada akhir acara seminar, Panitia membuat rumusan-rumusan kesepakatan bersama oleh pejabat pemerintah, tokoh masyarakat Batak yang mewakili semua pihak dan marga serta membuatakan surat pernyataan kesepakatan bersama untuk pembangunan tanah leluhur bangso Batak.(RS)


Read More......

Wujudkan Visi, Samosir Harus Kembangankan Potensi Pariwisata Berbasis Regional

Oleh : Rikchal Raffles Siallagan

Sektor pariwisata merupakan sektor yang selalu menjanjikan bagi sumber penghasil devisa, karena memiliki multipliereffects bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu merupakan sebuah keharusan bagi seluruh stakeholders di Kawasan Danau Toba, khususnya di Kabupaten Samosir yang terlibat untuk mengelola sektor ini dengan baik.

Seperti kita ketahui, Kabupaten Samosir memiliki banyak potensi pariwisata, seperti wisata alam, budaya dan sejarah, yang memiliki ciri khas tersendiri. Kekhasan budaya dan daya tarik pariwisata Samosir pun tak diragukan lagi, mulai dari dapur (kuliner), pakaian adat, budaya, rumah, kegiatan sehari-hari, seni, agama, hingga panorama alam dengan ciri khas Danau Toba yang semua memiliki karakter memesona wisatawan.

Setiap tahunnya, berbagai even-even yang digelar Pemerintah Kabupaten Samosir untuk menarik minat wisatawan manca maupun domestik, seperti even tahunan Lake Toba Ecotourism Sport (kerjasama Kabupaten se-kawasan Danau Toba), Paragliding, Pesta Budaya seperti Gondang Naposo. Untuk tahun ini misalnya, Pemerintah Kabupaten Samosir telah banyak menggelar even nasional dan internasional untuk menggairahkan sektor pariwisata, seperti Fstival Internasional Pemuda dan Olah Raga Bahari, Samosir Lake Toba Paragliding International Open Competition (SLTPIOC), Horas Samosir Fiesta (HSF) dan pesta-pesta budaya lainnya.

Berbagai even di atas, seperti LETS dan FIPOB menggambarkan kesan bahwa citra pariwisata daerah yang berdiri sendiri-sendiri mulai berubah, menuju sebuah agenda pengembangan wisata berbasis kawasan. Hal ini penting dilakukan, karena bagaimanapun seluruh Kabupaten di kawasan Danau Toba memiliki potensi wisata yang tak kalah menariknya. Sebut saja Dolok Tolong (Tobasa) sebagai salah satu lokasi Gantole dan Paralayang, Salib Kasih (Taput) sebagai wisata rohani, Parapat (Simalungun), Taman Wisata Iman Sitinji (Dairi), Tonging (Karo) merupakan panorama alam, Objek Wisata Batu Aspal (Humbahas), dll.

Selain itu, agenda wisata yang melibat beberapa Kabupaten di kawasan akan menjadi sebuah paket menarik bagi wisatawan. Apalagi paket wisata ini didukung oleh pengelolaan dan jaringan yang maksimal. Paket ini tidak melulu harus berbentuk paket wisata perjalanan, bisa saja lewat pagelaran seni dan budaya, bahkan juga melalui media interaktif.

Alternatif lain juga bisa melibat lingkup yang lebih besar seperti pengembangan wisata khas Batak yang melibatkan beberapa Kabupaten di Kawasan Danau Toba, seperti Samosir, Simalungun, Tobasa, Dairi, Taput, Karo dan Humbahas.

Pengembangan pariwisata berbasis kawasan ini diharapkan mampu untuk pemerataan pemasukan bagi sektor pariwisata di daerah-daerah kunjungan wisata. Karena melalui program ini ada distribusi kunjungan wisatawan, yang berarti membelanjakan kebutuhannya tidak hanya di satu tempat saja tetapi di beberapa tempat. Namun, langkah-langkah ini benar-benar harus dipersiapkan dengan seksama untuk menghindari kompetisi yang berlebihan antar kawasan seputar Danau Toba.

Masing-masing Kabupaten harus memiliki jadwal atraksi budaya yang berbeda dengan Kabupaten lainnya, kalau pun sama mengusahakannya dalam format yang berbeda, karena seringkali beberapa program yang sama digunakan untuk menarik wisatawan. Kesan yang muncul kemudian bukannya bagus tetapi membosankan. Oleh karena itu, dibutuhkan komunikasi dan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan oeh masing-masing stakeholders di kawasan Danau Toba.

Oleh Karena itu pembentukan kerjasama Kabupaten se-Kawasan Danau Toba sangat perlu untuk memaksimalkan peran Danau Toba sebagai ikon pariwisata nasional. Sebut saja seperti Badan Otorita Danau Toba, Badan Pariwisata Kawasan Danau Toba harus segera direalisasikan. Untuk itu harus terjalin koordinasi yang baik antara Pemerintah Pusat, Pemprovsu dan Kabupaten lainnya untuk duduk satu meja mensinergikannya.(*)

Read More......

PIDATO ANAK 12 TAHUN YANG MEMBUNGKAM PARA PEMIMPIN DUNIA DI PBB


(Tolping - Samosir)

Cerita ini berbicara mengenai seorang anak yg bernama Severn Suzuki,
seorang anak yg pada usia 9 tahun telah mendirikan Enviromental
Children's Organization ( ECO )

ECO sendiri adalah sebuah kelompok kecil anak yg mendedikasikan diri
untuk belajar dan mengajarkan pada anak" lain mengenai masalah
lingkungan.

Dan mereka pun diundang menghadiri Konfrensi Lingkungan hidup PBB,
dimana pada saat itu Severn yg berusia 12 Tahun memberikan sebuah
pidato kuat yg memberikan pengaruh besar ( dan membungkam ) beberapa
pemimpin dunia terkemuka.

Apa yg disampaikan oleh seorang anak kecil ber-usia 12 tahun hingga
bisa membuat RUANG SIDANG PBB hening, lalu saat pidatonya selesai
ruang sidang penuh dengan orang terkemuka yg berdiri dan memberikan
tepuk tangan yg meriah kepada anak berusia 12 tahun.

Inilah Isi pidato tersebut: (Sumber: The Collage Foundation)

Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental
Children Organization
Kami adalah kelompok dari Kanada yg terdiri dari anak-anak berusia 12
dan 13 tahun, yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga,
Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk
bisa datang kesini sejauh 6000 mil untuk memberitahukan pada anda
sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, hari ini di
sini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan
masa depan bagi diri saya saja.

Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum
atau rugi dalam pasar saham. Saya berada disini untuk berbicara bagi
semua generasi yg akan datang.

Saya berada disini mewakili anak-anak yg kelaparan di seluruh dunia
yang tangisannya tidak lagi terdengar.

Saya berada disini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat
yang tidak terhitung jumlahnya diseluruh planet ini karena kehilangan
habitatnya. Kami tidak boleh tidak di dengar.

Saya merasa takut untuk berada dibawah sinar matahari karena
berlubangnya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena
saya tidak tahu ada bahan kimia apa yg dibawa oleh udara.

Saya sering memancing di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa
tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker.
Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu
persatu mengalami kepunahan tiap harinya - hilang selamanya.

Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar
binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan
burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal
tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.

Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini
ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang?

Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap
bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua
pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki
semua pemecahannya. Tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa
anda sekalian juga sama seperti saya!

Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon
kita.
Anda tidak tahu bagaiman cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai
asalnya.
Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang
telah punah.

Dan anda tidak dapat mengembalikan hutan-hutan seperti sediakala di
tempatnya, yang sekarang hanya berupa padang pasir. Jika anda tidak
tahu bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!

Disini anda adalah delegasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota
perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi sebenarnya anda adalah
ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi
- dan anda semua adalah anak dari seseorang.

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua
adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih
dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi
udara, air dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan
tidak akan mengubah hal tersebut.

Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita
semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu
untuk tujuan yang sama.

Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak
ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.

Di negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan. Kami
membeli sesuatu dan kemudian membuang nya, beli dan kemudian buang.
Walaupun begitu tetap saja negara-negara di Utara tidak akan berbagi
dengan mereka yang memerlukan.

Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk
kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi.

Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan
dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda,
komputer dan perlengkapan televisi.

Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami
menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah
satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: " Aku berharap aku
kaya, dan jika aku kaya, aku akan memberikan anak-anak jalanan
makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih
sayang "

Jika seorang anak yang berada dijalanan dan tidak memiliki apapun,
bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih
begitu serakah?

Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia
sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan
yang begitu besar, bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari
anak-anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak
yang kelaparan di Somalia ; seorang korban perang timur tengah atau
pengemis di India .

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa jika semua
uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat
kemiskinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa
indah jadinya dunia ini.

Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak, anda mengajarkan kami untuk
berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan
orang lain, untuk mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang
kita timbulkan; untuk tidak menyakiti makhluk hidup lain, untuk
berbagi dan tidak tamak. Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang
anda ajarkan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?

Jangan lupakan mengapa anda menghadiri konperensi ini, mengapa anda
melakukan hal ini - kami adalah anak-anak anda semua. Anda sekalianlah
yang memutuskan, dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua
seharus nya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan
mengatakan, " Semuanya akan baik-baik saja , 'kami melakukan yang
terbaik yang dapat kami lakukan dan ini bukanlah akhir dari
segalanya."

Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut
kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda
semua? Ayah saya selalu berkata, "Kamu akan selalu dikenang karena
perbuatanmu, bukan oleh kata-katamu"

Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari.
Kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya
menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut.

Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.***********



Servern Cullis-Suzuki telah membungkam satu ruang sidang Konperensi
PBB, membungkam seluruh orang-orang penting dari seluruh dunia hanya
dengan pidatonya. Setelah pidatonya selesai serempak seluruh orang
yang hadir diruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan
yang meriah kepada anak berusia 12 tahun itu.

Dan setelah itu, ketua PBB mengatakan dalam pidatonya:

"Hari ini saya merasa sangatlah malu terhadap diri saya sendiri
karena saya baru saja disadarkan betapa pentingnya linkungan dan
isinya disekitar kita oleh anak yang hanya berusia 12 tahun, yang maju
berdiri di mimbar ini tanpa selembarpun naskah untuk berpidato.
Sedangkan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh
asisten saya kemarin. Saya ... tidak kita semua dikalahkan oleh anak
yang berusia 12 tahun "

@RS
(Dikutip dari SAMOSIR BERUBAH)

Read More......

ANGGOTA DPRD KAB. SAMOSIR PERIODE 2009-2014 DILANTIK

Drs. Lundak Sagala Menjadi Ketua sementara, Tongam Sitinjak, ST Sebagai Wakil Ketua sementara

(Tolping - Samosir)
Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 170/4651.K/Tahun 2009 Tanggal 9 Nopember 2009 tentang Pemberhentian Anggota DPRD Kab. Samosir Masa Jabatan 2004-2009 dan Pengangkatan Anggota DPRD Kab. Samosir Masa Jabatan 2009-2014, sebanyak 25 orang anggota DPRD Kab. Samosir diangkat sumpah/janji oleh Ketua Pengadilan Negeri Balige Avrits, SH di Hotel Sinur Kecamatan Pangururan, Senin (23/11). Hadir Dalam Acara tersebut Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon, Wakil Bupati Samosir Ober Sihol Parulian Sagala, SE, MM, Kasdim 0210/TU, Wakapolres Samosir AKP. Parulian G. Silaban, Kejari Balige, para Pimpinan SKPD Kab. Samosir dan sebagian anggota DPRD masa bakti 2004-2009


Sebagian besar anggota DPRD tersebut adalah wajah-wajah baru dan masih muda, tiga diantaranya adalah perempuan. Pengambilan sumpah/janji tersebut disaksikan ribuan masyarakat dan mengikuti jalannya sidang paripurna istimewa DPRD Kab. Samosir dengan tertib.

Sidang Paripurna Istimewa DPRD Kab. Samosir dibuka oleh Ketua DPRD Kab. Samosir Jhony Naibaho yang hari itu mengakhiri masa baktinya dan didampingi Wakil Ketua DPRD Kab. Samosir Drs. Abad Sinaga yang terpilih kembali menjadi anggota DPRD Kab. Samosir periode 2009-2014. Setelah Ketua Pengadilan Negeri Balige mengambil sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten Samosir yang baru, sidang paripurna istimewa dilanjutkan dua pimpinan sementara DPRD Kab. Samosir, yakni Ketua Drs. Lundak Sagala dan Wakil Ketua Tongam Sitinjak, ST.

Dalam sambutannya Jhonny Naibaho berpesan sekaligus mengingatkan agar anggota DPRD Kabupaten Samosir periode 2009-2014 menghindari sifat tamak jabatan dan tamak materi, melainkan harus mengutamakan kepentingan masyarakat. Sebagaimana dijelaskan, tamak jabatan yang beliau maksud adalah bahwa yang selama ini belum pernah menduduki jabatan publik seperti saat ini, sesungguhnya harus menyadari bahwa jabatan yang diembannya saat ini adalah amanah rakyat dan harus dipertanggungjawabkan untuk kepentingan rakyat.

Sedangkan tamak materi, beliau maksud adalah bahwa segala materi yang sudah mereka habiskan selama masa-masa pencalonan dulu, agar jangan berpikir untuk mengembalikannya dengan memanfaatkan segala cara melalui jabatan yang mereka emban saat ini. Beliau juga menegaskan agar para anggota DPRD baru tersebut jangan “terkejut badan”, maksudnya jabatan yang diemban saat ini pada hakekatnya akan mempengaruhi sikap dan perilaku sosial yang mungkin belum pernah dihadapi dan dirasakan sebelumnya, sehingga terlena dengan jabatannya tersebut dan melupakan kepentingan rakyat.

Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon, sebagai Kepala Daerah sekaligus sebagai mitra kerja legislatif, berpesan dan mengingatkan sekaligus menitipkan harapan kepada seluruh anggota dewan yang baru dilantik akan tingginya ekspektasi sosial masyarakat dibandingkan terhadap DPRD sebelumnya, dengan didasarkan alasan dan pertimbangan, Pertama; anggota dewan yang dilantik saat ini merupakan representasi nyata dari harapan dan kepercayaan konstituen atau masyarakat pemilih, karena mereka terpilih dalam regulasi pelaksanaan Pemilu dengan sistem suara terbanyak. Artinya, hanya seorang calon yang memiliki basis akar rumput memiliki integritas dan keteladanan serta kapabilitas yang akan dipercaya dan dipilih masyarakat.

Kedua, pada umumnya anggota dewan yang dilantik saat ini berdomisili dan tinggal di wilayah Kabupaten Samosir, sekalipun dengan latar belakang yang berbeda, namun dengan hidup bersama, berbaur sehari-hari bersama masyarakat diyakini akan menjadi bagian dan bersenyawa dengan peri kehidupan masyarakat. Dengan demikian secara langsung anggota dewan akan dapat merasakan degup jantung serta mendengar suara hati setiap masyarakat, untuk kemudian diserap, disuarakan dan diartikulasikan menjadi sebuah keputusan dan kebijakan yang kemudian bersama eksekutif akan merangkainya untuk kepentingan masyarakat Kabupaten Samosir.

Lebih lanjut Mangindar Simbolon menjelaskan, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang pada intinya mengamanatkan bahwa DPRD Kab/Kota merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang merupakan bagian dari unsur pemerintahan daerah, mempunyai fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan, serta sudah barang tentu sekaligus mitra kerja pemerintah daerah (eksekutif) dalam pengelolaan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat, baik sejak tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap pengawasan.

Bupati menegaskan, di pundak anggota dewan yang baru dilantik, diamanatkan tugas dan tanggungjawab yang amat besar dan luas, untuk bersama eksekutif membawa kemana dan bagaimana Kabupaten Samosir lima tahun ke depan, dengan cara dan tata kelola pemerintahan berparadigma baru, semangat baru, serta harapan yang baru dalam mewujudkan visi misi Kabupaten Samosir yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni Menuju Kabupaten Pariwisata Tahun 2010 Yang Indah, Damai dan Berbudaya, Dengan Agribisnis Yang Berwawasan Lingkungan Menuju Masyarakat Yang Lebih Sejahtera.
Beliau juga menegaskan bahwa eksekutif dengan dan DPRD masa periode 2004-2009, dengan segala sukaduka dan keterbatasan yang dimiliki, telah berhasil menuntaskan seluruh tugas – tugas pembentukan dan penataan infrastruktur politik dan pemerintahan sebagai kabupaten baru. Demikian juga pembenahan infrastruktur dasar pelayanan umum serta berbagai penataan dan pengelolaan tugas-tugas pokok pemerintahan lainnya, sesungguhnya sudah berjalan dengan baik dan terpola serta memiliki sistem yang sudah memadai. Dengan demikian, pada dasarnya periode 2009-2014 sudah berada pada tahap pemantapan dan pengembangan berbagai upaya dan cara mendorong percepatan pencapaian tujuan dan cita-cita dasar mengapa Kabupaten Samosir harus dimekarkan pada Tahun 2004 yang lalu, yakni kemajuan, kesejahteraan, keadilan dan kecemerlangan.

Dalam konteks hubungan antar lembaga legislatif dan eksekutif, Bupati berharap akan terjalin kemitraan yang harmonis dan dinamis, terlaksananya fungsi chek and balances yang elegan dan egaliter, saling melengkapi dan sinergis, serta diikat dengan semangat kerjasama yang saling menghormati. Intinya adalah kebersamaan, keterbukaan dan seia sekata sesuai dengan slogan Kabupaten Samosir Satahi Saoloan.
Kepada mantan pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Samosir Periode 2004-2009, Bupati Samosir menyampaikan terima kasih dan penghargaan, atas kerjasama yang telah terbina selama ini dan berharap setelah purna bhakti, tetap memberikan perhatian dan melakukan yang terbaik untuk kemajuan masyarakat Kabupaten Samosir.

Berikut nama-nama 25 (dua puluh lima) anggota DPRD Kab. Samosir masa bhakti 2009-2014 yang telah diambil sumpahnya oleh Ketua Pengadilan Negeri Balige, Senin (23/11); Dari Partai Hanura: Jogar Simbolon, ST, Suhanto Sitanggang, Tongam Sitinjak, ST; PDI Perjuangan: Pahala Tua Simbolon, Marsius Lumbanraja; Partai PIB; Drs. Lundak Sagala, Victor Simbolon, BA, Tuaman Sagala; PKDI: Ir. Sarhochel M. Tamba; Partai Demokrat: Russel Baringin Sihotang, Binsar Trisakti Sinaga; PNI Marhaenisme: Mesli Sinaga, Freddy Tulus Lumbantukkup, Jonni Sihotang; Partai Golongan Karya: Rosinta Sitanggang, Drs. Abad Sinaga; Partai Gerindra: Nurmerita Sitorus, S.Sos; Partai Republikan Nusantara: Junjungan Situmorang, SE; Partai Damai Sejahtera: Fernando B.P. Sinaga, S.Sos; Partai Karya Peduli Bangsa: Lindon Sihombing; Partai Buruh: Nasib Simbolon; Partai Patriot: Ir. Tahi Simbolon; Partai Damai Sejahtera: Beston Sinaga, SH, MH; Partai Pelopor: Ridwan M. Sitanggang, S,Kep dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia: Herdon Samosir, ST.(RS)


Read More......

BUPATI/WAKIL BUPATI DAN USPIDA KAB. SAMOSIR KUNKER KE SITIOTIO

(Tolping - Samosir)
Kunjungan Kerja Bupati/Wakil Bupati Samosir dan Unsur Pimpinan Daerah (Uspida) Kabupaten Samosir di Kecamatan Sitio-tio diawali dengan tinjauan lapangan, Selasa (17/11). Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon bersama Perwira Penghubung (Pabung) Kodim 0210/TU Kapten (Inf) H. Simanjuntak, Kabag. Bina Mitra Polres Samosir AKP. Sembiring dan didampingi beberapa Pimpinan Instansi terkait mengawali tinjauan lapangan di Desa Cinta Maju, meninjau pembangunan MCK di Dusun Cinta Paga yang sudah hampir rampung. Hanya saja pembangunan MCK tersebut tidak didukung kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan.

Dengan naik kapal motor penyeberangan, rombongan melanjutkan peninjauan rehab total SD Negeri di Rassang Bosi dan Holbung Kecamatan Sitio-tio. Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon menyempatkan diri mengajar mata pelajaran IPA, PPKN dan Bahasa Indonesia kepada siswa/I di dua sekolah tersebut. Usai memberikan pembelajaran, Bupati Samosir berpesan kepada para guru agar dalam memberikan pembelajaran kepada siswa, mencoba mengikuti logika berpikir anak didik serta membuat contoh yang ada di lingkungannya, sehingga mata pelajaran mudah dan gampang dipahami. Beliau juga mengakui tingkat kesulitan kurikulum yang dipelajari anak-anak sehingga susah dipahami, oleh karena itu sangat diperlukan kreatifitas para guru dalam mengajar agar mudah diserap anak didik.

Siang harinya, Rombongan Bupati Samosir menuju lokasi pertemuan di Desa Sabulan, tepatnya di Kompleks Kantor Camat Sitio-tio. Sementara Wakil Bupati Samosir Ober Sihol P. Sagala sudah lebih dulu menuju lokasi pertemuan. Asisten Pemerintahan Setdakab. Samosir Drs. Ombang Siboro, M.Si, selaku panitia pelaksana menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan kerja Bupati/Wakil Bupati dan Uspida Kabupaten Samosir di Kecamatan Sitio-tio adalah untuk melihat secara langsung perkembangan pembangunan di daerah tersebut sekaligus menjaring aspirasi masyarakat perihal pelaksanaan pembangunan saat ini dan program masa mendatang.

Keluhan masyarakat Kecamatan Sitio-tio secara umum hampir sama dengan keluhan masyarakat di kecamatan lain yang sudah dikunjungi Bupati/Wakil Bupati dan Uspida Kabupaten Samosir, yakni Infrastruktur jalan, sekolah, irigasi. Namun keluhan yang benar-benar menjadi prioritas perhatian Pemkab. Samosir, yakni kelanjutan proses perdamaian antara masyarakat Desa Janji Raja - Holbung dengan masyarakat Tipang, Kabupaten Humbang Hasundutan. Mereka mengharapkan keseriusan Pemkab. Samosir bersama Pemkab. Humbahas menuntaskan perselisihan perbatasan kedua wilayah tersebut. Perselisihan perbatasan tersebut telah menimbulkan renggangnya hubungan kekeluargaan yang terbilang masih satu kerabat. Mereka menginginkan percepatan proses perdamaian yang difasilitasi oleh pemerintah.

Mengenai proses perdamaian antara masyarakat Desa Janji Raja – Holbung dengan Tipang, Kabupaten Humbahas terkait dengan sengketa tapal batas dua kabupaten, Bupati Samosir menjelaskan, Pemkab. Samosir pada prinsipnya tidak lalai, hanya saja sesuai dengan aturan yang berlaku, kita menunggu proses tindak lanjut pemerintah provinsi yang berperan sebagai fasilitator, sesuai dengan amanah Permendagri No. 1 Tahun 2006.

Dijelaskan, Pemkab. Samosir pada Tahun Anggaran 2008 yang lalu sudah menganggarkan untuk pelaksanaan proses perdamaian tersebut, hanya saja Pemkab. Humbang Hasundutan tidak menganggarkan. Sesuai dengan kesepakatan bersama, keduanya hsama-sama menganggarkan. “ Pemkab. Samosir selalu memantau proses tindak lanjut serta menunggu petunjuk dari gubernur selaku fasilitator,” terang Bupati Samosir. “ Oleh karena itu, saya berharap masyarakat besabar, kita tidak menginginkan kejadian seperti ini dan kita juga harus menikuti aturan yang berlaku,” tambahnya menjelaskan peran pemerintah propinsi sebagai fasilitator sesuai dengan Permendagri No 1 Tahun 2006 .
Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon, dalam arahannya menjelaskan bahwa usia Kabupaten Samosir telah memasuki tahun ke enam, namun pembangunan secara intens baru empat tahun berjalan, karena defenitif pemerintahan baru empat tahun. Dengan kondisi usia masih muda dan termasuk salah satu kabupaten/kota tertinggal di Indonesia, selaku pimpinan pemerintahan, beliau menyadari banyaknya tuntutan kebutuhan untuk pembangunan, sementara Anggarana Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setiap tahunnya sangat terbatas.

Lebih lanjut dijelaskannya, dengan keterbatasan anggaran tersebut, Pemerintah Kabupaten Samosir, dengan kajian yang mendalam berusaha semaksimal mungkin melaksanakan pemerataan pembangunan di setiap daerah kecamatan, tentunya dengan prinsip skala prioritas. Selain APBD, Pemkab. Samosir juga berusaha mengusulkan bantuan, baik dari pemerintah provinsi maupun pusat. Bupati menjelaskan, Tahun 2009 ini pemerintah pusat telah sempat meloloskan bantuan penanggulangan bencana alam ke Kabupaten Samosir, sebesar 38 Miliar, namun karena kejadian bencana alam yang melanda pemerintah daerah lainnya, sebagian besar anggaran tersebut dialihkan dan Pemkab. Samosir hanya kebagian Sembilan Miliar. Dan penggunaan dana tersebut baru dapat dilaksanakan pada Tahun 2010.

Terkait keluhan masyarakat Desa Janji Raja – Holbung yang menurut mereka hingga saat ini belum tersentuh pembangunan, khususnya infrastruktur jalan belum tembus kedaerah tersebut, Bupati menjawab, keluhan dan keinginan masyarakat tersebut wajar-wajar saja, tetapi dalam logika membangun, khususnya jalan, tentunya yang terlebih dahulu dibangun dan dibenahi dari hulu, sehingga terbuka akses ke hilir. “ Karena membuka jalan harus membutuhkan alat berat, jadi tidak mungkin dan membutuhkan biaya besar jika alat berat tersebut langsung diangkat ke hilir, sementara di hulu belum terbuka akses, “ tegas Bupati Samosir. “ Oleh karena itu, kita terlebih dahulu dibenahi di sektor hulu, baru ke hilir,” tambahnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Samosir Ober Sihol Parulian Sagala, SE, MM menerangkan, segala masukan, kritik dan saran masyarakat pada prinsipnya bertujuan memacu pemerintah untuk sungguh-sungguh memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. “Prinsipnya masyarakat harus dibangun dan disejahterakan dan dalam membangun tentunya sesuai dengan skala prioritas,” tegas Wakil Bupati Samosir. Beliau berharap kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan swasta dalam pembangunan. “Sekecil apapun peran kita, sangat bermanfaat dalam pembangunan. Kita harus sama-sama membangun, menjaga dan merasa memiliki apa yang telah dibangun, “ ajaknya. Kepada aparat pemerintah yang bertugas di Kecamatan Sitio-tio, Wabup menegaskan agar benar-benar dan sungguh-sungguh memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.(RS)

Read More......

INDUSTRI KREATIF UKIRAN KAYU DUKUNG PARIWISATA SAMOSIR

(Tolping - Samosir)
Industri kreatif merupakan suatu proses pengolahan bahan-bahan mentah dengan sentuhan seni dan inovatif, sehingga menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah dan ekonomis serta bermanfaat bagi orang lain. Oleh karena itu industri kreatif sangat menghargai proses yang akan menghasilkan produk bermutu dan bernilai jual tinggi. Produk industri kreatif diharapkan mampu menunjang industri pariwisata sekaligus ekonomi masyarakat Kabupaten Samosir sesuai dengan visi Menuju Kabupaten Pariwisata Tahun 2010 Yang Indah Damai dan Berbudaya Dengan Agribisnis Yang Berwawasan Lingkungan Menuju Masyarakat Yang Lebih Sejahtera. Demikian dikatakan Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon saat membuka Kegiatan Pengembangan Industri Kreatif Ukiran Kayu Berdasarkan Mitologi Batak Menunjang Pariwisata di Aula A.E. Manihuruk, Senin (16/11).


Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon menjelaskan industri kreatif pada dasarnya menekankan seni kreasi yang inovatif, sehingga bahan yang tadinya masih mentah, dengan sentuhan seni inovatif, memiliki nilai tambah dan ekonomis. Produk industri kreatif diharapkan turut pariwisata Kabupaten Samosir sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Beliau juga menjelaskan sebuah kreasi bukan sebatas ide/gagasan tetapi didukung dengan argumentasi sehingga relief yang terekam dalam sebuah produk kreatif memiliki arti.

Beliau juga berharap, dengan sumber daya yang tersedia di Kabupaten Samosir dapat dikreasi menjadi sebuah karya yang bermutu dan bermanfaat bagi masyarakat serta menjadi modal pembangunan. “Selama ini pandangan masyarakat luar terhadap produk-produk industri kreatif Kabupaten Samosir cukup bagus, hanya saja menurut mereka perlu ditingkatkan kehalusannya,” ujarnya. “Karena industri kreatif sangat menghargai proses, maka sifat pragmatis yang cenderung melekat pada diri masyarakat Batak umumnya, selayaknya ditinggalkan dan lebih khusus juga bagi para pengrajin, sehingga produk industri kreatifnya bermutu, “ tambah Bupati Samosir.

Kegiatan tersebut sekaligus menjaring masukan dalam rangka rencana pembuatan patung/tugu “Dalihan Natolu/Sitolu Harajaon” yang nantinya menjadi salah satu brand image pariwisata Kabupaten Samosir. Hadir pakar seni dari Universitas Negeri Medan, Dr. Daulat Saragih, M.Hum, Syahruddin Harahap, M.Si dan Bresman Silaban, M.Si.Dr. Daulat Saragih mengangkat tema Aksiologi Seni Patung Batak, Kearifan lokal Yang Terabaikan dan Tersingkirkan. Beliau mengatakan banyak kearifan lokal telah dilupakan dan disingkirkan orang Batak karena agama, padahal kearifan lokal tersebut memiliki nilai-nilai yang sangat tinggi, antara lain nilai seni, estetika, etika dan lingkungan. Syarifuddin Harahap mengangkat tema dari sisi prinsip-prinsip design.

Proses pembuatan patung tersebut nantinya akan diawali dengan ritual budaya Batak, mulai dari proses pengambilan kayu, hingga pengerjaannya oleh 10 orang pemahat dari Kabupaten Samosir. Dan peresmiannya pada Bulan Desember akan dirangkai berbagai atraksi, yakni pembukaan selubung patung Dalihan Natolu oleh tim paramotor sekaligus atraksi paralayang yang landing di Danau Toba. Selain itu juga akan dimeriahkan atraksi kembang api saat pergantian tahun.

Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kab. Samosir Drs. Melani Butar-butar mengharapakan, kedepan relief yang terekam dalam prasasti Dalihan Natolu tersebut akan dikembangkan dalam bentuk sendratasik. Ditambahkannya, pada prinsipnya instansi terkait mencoba mengangkat seni kreasi ukir Dalihan Natolu dibuat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui industry kreatif ukir-ukiran.

Menyikapi pro-kontra gagasan menggali kembali mitologi Batak, khususnya kaum agamawan yang cenderung berpendapat bahwa mitologi Batak identik dengan budaya animisme/penyembahan berhala, Bupati Samosir berpendapat, dalam konteks adat budaya Batak dikaitkan dengan visi Kabupaten Samosir, tujuan revitalisasi situs budaya Batak adalah mencoba mendalami ide/pola hidup nenek moyang, bukan dalam arti meyakini. Beliau menegaskan, sebagai keturunan Batak, perlu kita mengetahui filsafat hidup nenek moyang orang Batak, karena banyak nilai-nilai positif yang dapat kita terapkan, khususnya filsafat hubungan antar sesame dan keseimbangan lingkungan. “Dalam menggali filosofi adat budaya Batak, bukan berarti segala sesuatunya harus mutlak diadopsi. Apa yang kita anggap relevan dengan pola kehidupan masyarakat saat ini, itu yang perlu kita pahami,” ujar Bupati Samosir.

Beliau menambahkan, pada dasarnya tujuan budaya dan agama adalah mengatur hubungan/kehidupan manusia. Dan nilai-nilai agama diharapkan menjadi “garam”, melengkapi sosial budaya manusia. “Istilah-istilah dalam konteks budaya cenderung kita defenisikan negatif, padahal jika disepadankan dengan bahasa modern, pengertiannya sama,” jelas Mangindar Simbolon. “Intinya adalah penggunaan simbol atau istilah tersebut pada dasarnya trgantung niat dan tujuan kita,” tambahnya.(RS)

Read More......

Ormas dan LSM Merupakan Mitra Pemerintah Untuk Kesejahteraan Masyarakat

(Tolping - Samosir)
Ormas, LSM, Partai Politik dan bentuk serikat serta perkumpulan lainnya merupakan mitra pemerintah dalam mewujudkan cita-cita bersama yang tujuan utamanya adalah kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu lembaga-lembaga atau ormas yang terbentuk, tumbuh dan hidup ditengah-tengah masyarakat diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Demikian sambutan Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon dalam acara Pembukaan Kegiatan Kembinaan Organisasi Kemasyarakatan/LSM dan Forum Diskusi Partai Politik se-Kabupaten Samosir di Aula A.E Manihuruk Lumban Suhi-suhi Pangururan, Selasa (18/11)

Hadir pada saat acara pembukaan Salamuddin Daulay, SH Linmas Provinsi Sumatera Utara di mana beliau menyampaikan materi tentang peran Ormas/LSM, Nara Sumber dari Badan Kesbang, Pimpinan SKPD dan Staf Ahli Bupati se-Kabupaten Samosir, pengurus Ormas/LSM dan Partai Politik se-Kabupaten Samosir, para camat se-Kabupaten Samosir serta rekan pers dan para undangan.

Bupati Samosir menegaskan perserikatan dan perkumpulan dengan nama apapun merupakan wadah pembinaan dan pengembangan anggota dalam mewujudkan cita-cita bersama dari anggotanya dan pada akhirnya bermuara pada cita-cita nasional, sebagai sarana penyalur aspirasi dan komunikasi timbal balik antar anggota dan atau antar organisasi maka perserikatan dan perkumpulan adalah mitra yang sejajar dengan pemerintah dalam melaksanakan pembinaan kemasyarakatan.

Lebih lanjut Bupati menyatakan peran Ormas/LSM dan partai politik selama ini dirasakan sangat efektif untuk menjaring aspirasi masyarakat karena hidup dan tumbuh dalam dan bersama-sama masyarakat. Disisi lain pemerintah bertugas melakukan pembinaan dan memberikan dorongan dan pengayoman dalam rangka menumbuhkan organisasi yang sehat dan mandiri sehingga organisasi dapat menggerakkan kreatifitas dan aktivitasnya secara positif.

”Pembinaan pemerintah bukanlah indoktrininasi akan tetapi sebagai fasilitator dan regulator untuk menyatukan visi dan persepsi kita dengan tidak menghilangkan arti kebebasan berserikat dan berkumpul sesuai dengan tugas dan pengabdian kita masing-masing dan kesamaan visi dan persepsi bertujuan agar tidak terjadi miss-understanding yang pada akhirnya dapat mengundang konflik ditengah-tengah masyarakat” terang Bupati Samosir.

Sebelum menutup sambutan pembukaan acara Bupati Samosir menyatakan harapannya agar melalui acara diskusi yang baik, ada masukan, saran, pendapat serta harapan dari para peserta yang nantinya bersama-sama dapat membangun kehidupan berorganisasi dan bermasyarakat yang lebih baik dan bermanfaat untuk pembangunan kemajuan Kabupaten Samosir tercinta.

Kakan Kesbang, Politik dan Linmas Kabupaten Samosir Drs. Poster Simbolon melaporkan bahwa kegiatan yang berlangsung selama 2 hari pada tanggal 18 s/d 19 Nopember 2009 ini mempunyai maksud dan tujuan antara lain mengembangkan dan mendayagunakan peran Ormas/LSM dan Partai Politik sebagai wahana partisipasi masyarakat dalam pembangunan secara swadaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan bertujuan agar keberadaan serta kegiatannya bermanfaat bagi kepentingan masyarakat dan sejalan dengan pembangunan daerah. Peserta Pembinaan Organisasi Kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat terdiri dari pengurus Ormas, LSM dan OKP se-Kabupaten Samosir dan forum diskusi partai politik terdiri dari pengurus partai politik se-Kabupaten Samosir masing-masing berjumlah 100 orang.(RS)

Read More......

SAMOSIR AKAN TERAPKAN LAYANAN APLIKASI KAS DAERAH SISTEM CASH MANAGEMENT

(Tolping - Samosir)
Sebagai tindak lanjut SIMDA Keuangan yang telah diterapkan di Kabupaten Samosir, pada 7 Januari 2010 akan dilaunching Layanan Aplikasi Kas Daerah Sistim Cash Management bertepatan dengan Ulang Tahun Kabupaten Samosir, yang memangkas jalur birokrasi khususnya pencairan dana baik ke SKPD/Unit Kerja maupun ke pihak ketiga. Hal ini adalah usaha dan komitmen Pemkab Samosir dalam pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel, transparan dan bersih (e-Governance). Demikian disampaikan Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon pada Rapat Implementasi Aplikasi Kas Daerah Sistem Cash Management di Ruang Rapat Kantor Bupati, Selasa (17/11).

Lebih lanjut Bupati Samosir mengatakan kita terus dukung penggunaan Teknologo Informasi dibidang keuangan sehingga diharapkan Kabupaten Samosir dapat menerapkan pelaksanaan pembangunan lebih cepat dan efektif kedepan sesuai dengan penerapan era keterbukaan informasi pada tahun 2010.

Pihak Bank Sumut melalui Sadar Wirawan Siregar mengatakan bahwa aplikasi kas online ini merupakan tindak lanjut Permendagri 13/2006 dan SK Mendagri 59/2009 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Hal ini merupakan bagian dari aplikasi SIMDA yang difasilitasi dengan aplikasi Kas Daerah. “Hardwarenya juga akan dibantu oleh Bank Sumut, Pemda hanya perlu menyediakan 5 Orang tenaga PNS sebagai User aplikasi. Untuk mendorong program ini juga ditegaskan bahwa pada tanggal 21 Desember 2009, Bank Sumut Cabang Pembantu Pangururan akan meningkat statusnya menjadi Kantor Cabang. Demikian juga kita akan segera bangun ATM di Kantor Bupati dan di tempat-tempat strategis lainnya demi pelayanan nasabah”, ungkapnya.(RS)

Read More......

Peringatan Hari Kesehatan Nasional Ke-45 Tingkat Kabupaten Samosir

(Tolping - Samosir).
- Menkes RI : Lingkungan Sehat, Rakyat Sehat, Kualitas Bangsa Meningkat.
Rakyat sehat adalah kekuatan negara, yang merupakan bagian dari ketahanan nasional, yang memberikan sumbangan nyata dalam meningkatkan daya saing bangsa khususnya dalam era globalisasi dewasa ini. Demikian sambutan Menteri Kesehatan RI dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DR.PH yang dibacakan oleh Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon pada peringatan Hari Kesehatan Nasional Ke-45 Tingkat Kabupaten Samosir Tahun 2009 di Halaman Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir, Kamis (12/11).

Lebih lanjut beliau mengatakan, rakyat sehat juga merupakan wujud keuletan dan ketangguhan suatu bangsa yang memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik secara fisik, mental dan sosial serta memiliki produktivitas yang tinggi. Produktivitas merupakan perwujudan kualitas sumber daya manusia yang baik akan memperkuat ketahanan ekonomi dan pada gilirannya akan memperkuat ketahanan suatu bangsa yang menunjukkan kualitas bangsa yang baik.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004 – 2009 telah menetapkan tujuan pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai empat sasaran yaitu meningkatnya usia harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi, menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. Disamping itu, Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Kesehatan melakukan Program National Summit Bidang Kesehatan Rakyat dalam rangka meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, diantaranya meliputi peningkatan pembiayaan kesehatan untuk memberikan jamkesmas, peningkatan kesehatan masyarakat untuk mempercepat pencapaian target MDG’s, meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan kualitas tenaga kesehatan terutama di daerah terpencil, tertinggal secara berkesinambungan serta pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana. Penanganan kedaruratan lingkungan dalam situasi bencana perlu dilakukan karena apabila kondisi tersebut tidak ditangani dengan baik maka dapoat menjadi krisis kesehatan seperti kejadian luar biasa penyakit menular dan penyakit baru lainnya.

Masalah lingkungan masih merupakan tantangan yang cukup besar dibidang kesehatan seperti terbatasnya ketersediaan dan akses air bersih, rendahnya akses sanitasi, tingginya polusi udara akibat kebakaran hutan dan kendaraan, diperberat dengan masih rendahnya proporsi rumah tangga dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Oleh karena itu dalam momentum Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 45 Tahun 2009 ini, kita harus berupaya secara berkesinambungan untuk melakukan peningkatan dan perbaikan dalam meningkatkan lingkungan sehat. Jika sebelumnya pelayanan kesehatan masih menempatkan masyarakat sebagai objek, maka saat ini masyarakat didorong dan diberdayakan untuk mampu menjadi subjek untuk mampu secara mandiri terpenuhinya kebutuhan kesehatan yang berkesinambungan serta mengembangkan prakarsa dalam pembangunan lingkungan sehat dengan melibatkan masyarakat seperti kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, lanjut Menteri.

“Kita mengharapkan agar berbagai komponen bangsa dalam berbagai bentuk aliansi gerakan masyarakat sehat dapat berperan aktif dalam mencegah dan mengatasi berbagai masalah kesehatan dan siap menjadi barisan terdepan sebagai modal kekuatan dan kualitas bangsa yang bermartabat. Untuk meningkatkan kualitas bangsa saya tekankan tiga pilar, yang saling bersinergi, yang pertama lingkungan sehat merupakan cerminan perilaku sehat yang menunjukkan kemandirian masyarakat dalam memelihara kualitas kesehatannya. Kedua, lingkungan baik fisik dan non fisik sangat penting untuk menciptakan rakyat bertambah sehat yang dilakukan dengan berbagai program dan berbagai sektor. Ketiga, agar seluruh jajaran kesehatan mendorong masyarakat untuk terus menerus meningkatkan komitmennya untuk kesehaatan lingkungan, sehingga semakin sehat dan produktif. Dengan ketiga pilar tersebut, kita akan dapat mewujudkan lingkungan sehat, rakyat sehat, menuju bangsa yang bermartabat’, tambah Menteri Kesehatan.

Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon menambahkan, agar senantiasa secara cepat tepat menanggapi keluhan ataupun laporan yang ada ditengah tengah masyarakat sehingga diharapkan dapat ditanggulangi sedini mungkin, karena tugas dan tanggung jawab petugas kesehatan bukanlah hal yang mudah, serta diharapkan jangan pernah sesekali menyesali menjadi petugas kesehatan. Disamping itu Bupati juga mengajak semua unsur elemen dapat berperan aktif dalam menginformasikan masalah kesehatan ditengah-tengah masyarakat. Dalam bidang pelayanan kesehatan, Pemerintah Kabupaten Samosir telah berupaya semaksimal mungkin dalam membangun fasilitas pelayanan kesehatan serta pelayanan lainnya yang bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat.

Turut hadir dalam peringatan HKN Ke-45 tersebut, Sekdakab Samosir Drs. Tigor Simbolon, Kapolres Samosir AKBP Aiman Sahprudin, Pimpinan SKPD Se-Kabupaten Samosir, PKK, DWP dan seluruh unsur jajaran kesehatan se-Kabupaten Samosir.(RS)

Read More......

SDM APARATUR TENTUKAN SUKSESNYA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

Keberhasilan pembangunan infrastruktur harus berbanding lurus dengan kemampuan aparatur desa. Dengan kata lain, bahwa kemampuan Sumber Daya Manusia adalah unsur kunci suksesnya penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat di desa. Demikian ditegaskan Bupati Samosir dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten Pemerintahan Sekdakab. Samosir Drs. Ombang Siboro, M.Si saat membuka acara Fasilitasi penyelenggaraan Pemerintahan Bawahan se- Kabupaten Samosir di Hotel Duma Sari Kecamatan Simanindo, Senin (12/10).

Pemerintah desa adalah unsur penyelenggara pemerintahan desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan perangkat desa lainnya dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat desa. Bupati Samosir menekankan, aparat pemerintah desa dituntut harus memiliki pemahaman yang mendasar terhadap substansi tugas dan kesadaran akan tanggungjawab sesuai fungsi jabatannya masing-masing. “Oleh karenanya, dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang cakap, kreatif dan professional dalam melaksanakan tugas dan fungsi pembinaan dan pelayanan oleh aparat pemerintah desa sebagai aparat yang berhubungan langsung dengan masyarakat,” tegas Bupati Samosir.

Lebih lanjut dijelaskan Bupati Samosir, Tuntutan dan ketersediaan SDM aparatur yang cakap dan tangguh serta mampu menghadapi perubahan, bukan hanya didorong oleh faktor intern, tapi juga ekstern. Faktor intern adalah aparat desa dan kecamatan harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang administratif, serta adanya disiplin yang didukung etika dan perilaku yang baik. Sementara tanggap dalam memberikan perhatian penuh terhadap permasalahan yang muncul ditengah-tengah masyarakat serta berusaha sedini mungkin menyelesaikan merupakan faktor eksternal. Bupati mengharapkan agar seluruh aparatur pemerintah desa senantiasa memperluas wawasan dan kemampuan pelayanannya, sesuai dengan ciri dan dinamika kehidupan masyarakatnya serta mampu menghimpun potensi sumber daya desa, sehingga mampu meminimalisir jarak ketimpangan antara kebutuhan dan ketersediaan sumber daya yang dimiliki.

Untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat pada tingkat desa dan kecamatan, Pemerintah Kabupaten Samosir, melalui Bagian Pemerintahan Setdakab. Samosir melaksanakan fasilitasi penyelenggaraan pemerintah bawahan. Sebanyak 240 orang perangkat desa dan kecamatan akan dibekali pengetahuan untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan aparatur pemerintah dan kecamatan dengan materi Tatacara Pemanfaatan dan Pengisisan Buku Administrasi Desa sebanyak 28 buku, Pengelolaan dan Penatausahaan Keuangan Desa (ADD) serta Pengelolaan Administrasi Desa. Fasilitasi tersebut juga akan dipadukan dengan Peningkatan Kemampuan di bidang Perencanaan Pembangunan Desa dan Penggalian Potensi Desa, Manajemen SDM Pemerintahan Desa serta Pembuatan dan Penyusunan Produk Hukum Pemerintahan Desa.

Mengingat banyaknya peserta dan untuk mengoptimalkan kemampuan dan pengetahuan terkait penyelenggaraan pemerintahan, bimbingan teknis tersebut dibagi dalam dua angkatan, masing-masing angkatan akan dibekali selama tiga hari. Para peserta yang dibekali adalah Sekretaris Desa dan BPD se- Kabupaten Samosir sebanyak 222 orang, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kepala Seksi Pemerintahan se- Kabupaten Samosir sebanyak 18 orang. Sementara itu, narasumber yang dihadirkan dari Kabupaten Samosir sebanyak tiga orang, masing-masing dari Bappeda Kab. Samosir, Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah Kab. Samosir dan Bagian Hukum Setdakab. Samosir. Sedangkan dari luar Kabupaten Samosir, dari Dirjen PMD Depdagri dan Direktur Eksekutif Kelompok Study dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) Provinsi Sumatera Utara, masing-masing satu orang.(R.Sitanggang)

Read More......

Bupati Samosir, Buka Pesta Rakyat Simpedes BRI


Bupati Samosir, Ir. Mangindar Simbolon membuka secara resmi Pesta Rakyat Simpedes BRI Tahun 2009 yang diselenggarakan oleh BRI Kantor Cabang Balige, di Terminal Pekan Inpres Onan Baru Pangururan, Jumat (07/08). Hadir dalam acara tersebut Sekdakab Samosir, Drs. Tigor Simbolon, Para Pimpinan SKPD Kab. Samosir, Camat, Kepala Unit BRI Se-Kanca Balige, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Nasabah dan Masyarakat Samosir.


Kepala Kantor BRI Cabang Balige, Albert Wahyudi dalam sambutannya mengatakan, Pesta Rakyat Simpedes Tahun 2009 ini akan berlangsung selama 2 (dua) hari, 07 s/d 08 Agustus 2009 akan menyelenggarakan berbagai acara diantaranya 4P (Pawai, Pasar, Panggung dan Panen). “Untuk lebih meningkatkan pelayanan BRI khususnya di Kabupaten Samosir, direncanakan bulan September atau Oktober tahun 2009, Kantor BRI Cabang Pembantu akan kita resmikan di Kabupaten Samosir”, ujar Albert


Bupati Samosir, Ir. Mangindar Simbolon dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi kepada BRI, yang telah melaksanakan Pesta Rakyat Simpedes sebagai wujud kedekatan BRI kepada nasabah dan masyarakat. BRI merupakan bank pertama dan sebagai pelopor perbankan di Indonesia yang memiliki jaringan paling luas sampai ke pelosok di Indonesia. Peran BRI untuk mendukung masyarakat semakin hari semakin nyata, dalam perekonomian masyarakat baik untuk sektor riil dan bagi dunia usaha. “Semakin hari jasa perbankan akan semakin lekat dalam kehidupan kita, apalagi setelah Samosir menjadi Kabupaten, tentu perputaran uang akan lebih besar sehingga perkembangan perekonomian bagi masyarakat akan lebih cepat dengan fasilitas yang ditawarkan oleh jasa perbankan”, tambah Bupati.


Lebih lanjut, Bupati mengatakan, untuk mendukung Visi Kabupaten Samosir Menjadi Kabupaten Pariwisata 2010, BRI diharapkan mampu meningkatkan pelayanan fasilitas bagi turis/wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Samosir. Disamping itu, BRI sebagai BUMN jangan hanya semata-mata untuk mencari untung, namun harus bisa dikembalikan lagi kepada nasabahnya melalui program-program layanan lainnya. “Pesta Rakyat Simpedes ini merupakan wujud nyata kepedulian BRI kepada nasabahnya. Oleh karena itu marilah kita nikmati pesta ini sebagai nasabah dan masyarakat Samosir.” ungkap Bupati.


Selanjutnya Bupati Samosir, Ir. Mangindar Simbolon didampingi Kepala BRI Cabang Balige, memukul Gondang Batak (Tagading) tanda dibukanya secara resmi Pesta Rakyat Simpedes Tahun 2009. Acara dilanjutkan dengan Hiburan Tortor Si Bunga Jambu dan hiburan dari Artis Ibukota dan lokal, diantaranya Upik Kondang-In , Marsada Band dan Biru Band.

Read More......

PEMKAB SAMOSIR JAJAKI PENDIRIAN UNIVERSITAS TERBUKA DI SAMOSIR

Untuk meningkatkan kualitas SDM bagi PNS dan masyarakat di Kabupaten Samosir, Pemkab Samosir bersama Kepala UPBJJ-UT Batam menjajaki untuk mendirikan Universitas Terbuka di Samosir. Hal itu disampaikan Kabag Humas Setdakab Samosir, Tumpal Malau, SE, M.Si di ruang kerjanya, Jl. Raya Rianiate KM. 5,5 Pangururan, sepulang menghadiri Pertemuan Brainstorming Rencana Pendirian Perguruan Tinggi di Pulau Samosir kerjasama dengan UPBJJ-UT Batam di Ruang Teleconference Lantai 2 Kantor UPBJJ-UT Batam Jl. Dr. Sutomo No. 3 Sekupang – Batam.

Dalam pertemuan tersebut hadir Kepala UPBJJ-UT Batam Paken Pandiangan, S.Si, M.Si, Bupati Samosir, Ir. Mangindar Simbolon dan Kadis Pendidikan Samosir Jabiat Sagala, M.Hum, praktisi pendidikan dan para perantau dari Samosir.

Lebih lanjut menurut beliau, dalam pertemuan tersebut telah dijajaki peluang dan prospek berdirinya sebuah Universitas Terbuka di Samosir kondisi di Kabupaten Samosir, mengingat SDM-nya masih rendah, sementara fasilitas perguruan tinggi belum ada, rendahnya kemampuan masyarakat untuk menyekolahkan anak lulusan SMA, merupakan salah satu alternatif diusulkan membuka perguruan tinggi dengan sistem pendidikan jarak jauh.

“Mengingat bahwa posisi Kabupaten Samosir berada ditengah kawasan Danau Toba yang meliputi 7 Kabupaten se-kawasan Danau Toba, sehingga tepat bila UT didirikan di wilayah Kabupaten Samosir” ungkapnya.

Dalam pertemuan tersebut Kepala UPBJJ-UT Batam, Paken Pandiangan, S.Si, M.Si, mengatakan harus ada kesediaan Pemkab Samosir atas penyediaan fasilitas gedung, insentif pegawai dan fasilitas lainnnya sedangkan untuk peralatan gedung, komputer, internet dan biaya operasionalnya ditanggung oleh UT Pusat sesuai ketentuan yang berlaku.

Sebagai tindak lanjut proses pendirian perguruan tinggi berupa Universitas Terbuka, proposal dalam waktu dekat akan disusun oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir difasilitasi oleh UPBJJ-UT Batam, kemudian akan dilaksanakan paparan proposal dengan Rektor UT di Jakarta

Read More......

Mengoptimalkan Industri Lokal Sebagai Penunjang Pariwisata di Samosir


Sejak dulu di Pulau Samosir telah berkembang home industry yang sebagian produknya dijadikan suvenir. Misalnya, industri kerajinan bambu, rotan, atau kacang di Pangururan, ukiran kayu di Simanindo, tenun ulos di Sianjur Mula-Mula, serta batu bata di Palipi dan Nainggolan. Di Desa Ronggur Ni Huta dan Harian Boho, turis dapat dihibur oleh alunan musik tradisional seperti suling dan hasapi (kecapi). Bisa kita bayangkan berapa besar partisipasi masyarakat untuk menarik kunjungan wisatawan dari hasil industri rumah tangga tersebut, disamping kakayaan alam yang dimiliki oleh Kabupaten Samosir.


Siapapun pasti setuju, Pulau Samosir yang permai dan sulit dicari tandingannya di dunia, hal ini akan jauh bermanfaat jika dieksplorasi bagi kemajuan perekonomian setempat. Untuk mencapai Visi Samosir sebagai Kabupaten Pariwisata 2010, tidak lepas dari keberhasilan Samosir dalam meningkatkan taraf hidup/perekonomian masyarakatnya. Tentu salah satunya dengan membuka lapangan kerja bagi masyarakat, seperti Usaha Kecil Menengah sehingga membuka peluang dan kesempatan berusaha bagi orang miskin untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan ekonomi.

Ketika krisis ekonomi melanda Indonesia dan hampir seluruh sektor usaha terpuruk, bisa dibilang hanya sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang bisa bertahan. Oleh karena itu, fakta ini menjadi gambaran kecil bagi Pemerintah Kabupaten Samosir untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM) yang berkembang di masyarakat. Salah satunya adalah pembinaan terhadap sektor usaha kecil industri rumah tangga/home industry.

Apabila sektor pemberdayaan terhadap usaha industri rumah tangga dapat dilakukan dengan baik, maka secara otomatis dapat meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga. Untuk mewujudkan hal itu, Pemda harus membantu baik dari segi permodalan, teknologi, maupun pemasarannya. Industri kecil rumah tangga itu dapat dibina dengan baik sehingga akan mampu mensejahterakan mereka. Tapi, masyarakat tentunya tidak akan berdaya kalau tidak dibantu dari segi permodalan, teknologi, serta pemasarannya.
Pemkab Samosir harus menciptakan iklim agar pertumbuhan ekonomi dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, terutama oleh penduduk miskin. Karena itu, kebijakan dan program yang memihak orang miskin perlu difokuskan kepada sektor ekonomi riil (misalnya; pertanian, perikanan, manufaktur, usaha kecil menengah), terutama di sektor informal yang menjadi tulang punggung penduduk miskin.

Memberdayakan perekonomian rakyat melalui pendekatan multidimensional, artinya bahwa pemberdayaan tersebut tidak cukup hanya dengan mengandalkan pendekatan ekonomi, akan tetapi juga perlu dengan pendekatan lainnya seperti pendekatan sosial, politik, hukum dan kelembagaan. Dengan demikian kebijakan dalam memberdayakan perekonomian rakyat tidak hanya memberikan akses kepada lembaga keuangan atau permodalan akan tetapi juga harus diarahkan untuk memberikan berbagai akses terhadap lembaga-lembaga sosial, politik dan hukum yang memiliki kepedulian pada kegiatan rakyat tersebut.

Read More......

Pemkab Samosir Harus Akomodir Prinsip-Prinsip Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Untuk Optimalkan Pencapaian Visi Kabupaten Pariwisata 2010

Menjadi Kabupaten Pariwisata 2010 merupakan harga mati bagi Kabupaten Samosir seperti tertuang dalam RPJMD Kabupaten Samosir yang ditetapkan pada Perda No. 1 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Samosir 2006- 2010. Dengan kata lain, bila Visi ini tidak tercapai maka dapat dikatakan bahwa kepemimpinan Bupati/Wakil Bupati dalam periode ini dapat dikatakan gagal. Dari segi SDA –nya, kekayaan alam Samosir merupakan modal yang sangat besar bahkan dapat dikatakan modal yang berlebihan untuk menjadi destinasi pariwisata internasional. Dari Panorama Alam, kekayaan adat istiadat, potensi ekowisata sampai ke berbagai legenda-legenda, merupakan produk daerah yang sudah layak go-internasional.

Dalam mewujudkan visi ini, pemerintah dituntut untuk bekerja secara ekstra keras, termasuk dalam menyusun berbagai strategi dan kebijakan pengembangan pariwisata kedepan, salah satunya adalah prinsip-prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan.

Pembangunan secara ekologis dalam jangka panjang (berkelanjutan) sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat merupakan salah satu syarat utama untuk mewujudkan pembangunan, khususnya pada pembangunan pariwisata. Artinya, pembangunan berkelanjutan adalah upaya terpadu dan terorganisasi untuk mengembangkan kualitas hidup dengan cara mengatur penyediaan, pengembangan, pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya secara berkelanjutan.

Hal tersebut dapat terlaksana tentunya harus dengan sistem penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) yang melibatkan partisipasi aktif dan seimbang antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dengan demikian, pembangunan berkelanjutan tidak saja terkait dengan isu-isu lingkungan, tetapi juga isu demokrasi, hak asasi manusia dan isu lain yang lebih luas. Tak dapat dipungkiri, hingga saat ini konsep pembangunan berkelanjutan tersebut dianggap sebagai ‘resep’ pembangunan terbaik, termasuk pembangunan pariwisata.

Pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dapat dikenali melalui prinsip-prinsipnya. Prinsip-prinsip tersebut antara lain partisipasi, keikutsertaan para pelaku (stakeholder), kepemilikan lokal, penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, mewadahi tujuan-tujuan masyarakat, perhatian terhadap daya dukung, monitor dan evaluasi, akuntabilitas, pelatihan serta promosi.

1. Partisipasi
Masyarakat setempat harus mengawasi atau mengontrol pembangunan pariwisata dengan ikut terlibat dalam menentukan visi pariwisata, mengidentifikasi sumber-sumber daya yang akan dipelihara dan ditingkatkan, serta mengembangkan tujuan-tujuan dan strategi-strategi untuk pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata. Masyarakat juga harus berpartisipasi dalam mengimplementasikan strategi-strategi yang telah disusun sebelumnya.

2. Keikutsertaan Para Pelaku/Stakeholder Involvement
Para pelaku yang ikut serta dalam pembangunan pariwisata meliputi kelompok dan institusi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), kelompok sukarelawan, pemerintah daerah, asosiasi wisata, asosiasi bisnis dan pihak-pihak lain yang berpengaruh dan berkepentingan serta yang akan menerima dampak dari kegiatan pariwisata.

3. Kepemilikan Lokal
Pembangunan pariwisata harus menawarkan lapangan pekerjaan yang berkualitas untuk masyarakat setempat. Fasilitas penunjang kepariwisataan seperti hotel, restoran, dsb. seharusnya dapat dikembangkan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Pendidikan dan pelatihan bagi penduduk setempat serta kemudahan akses untuk para pelaku bisnis/wirausahawan setempat benar-benar dibutuhkan dalam mewujudkan kepemilikan lokal. Lebih lanjut, keterkaitan (linkages) antara pelaku-pelaku bisnis dengan masyarakat lokal harus diupayakan dalam menunjang kepemilikan lokal tersebut.

4. Penggunaan Sumber daya yang berkelanjutan
Pembangunan pariwisata harus dapat menggunakan sumber daya dengan berkelanjutan yang artinya kegiatan-kegiatannya harus menghindari penggunaan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui (irreversible) secara berlebihan. Hal ini juga didukung dengan keterkaitan lokal dalam tahap perencanaan, pembangunan dan pelaksanaan sehingga pembagian keuntungan yang adil dapat diwujudkan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan pariwisata harus menjamin bahwa sumber daya alam dan buatan dapat dipelihara dan diperbaiki dengan menggunakan kriteria-kriteria dan standar-standar internasional.

5. Mewadahi Tujuan-Tujuan Masyarakat
Tujuan-tujuan masyarakat hendaknya dapat diwadahi dalam kegiatan pariwisata agar kondisi yang harmonis antara pengunjung/wisatawan, tempat dan masyarakat setempat dapat terwujud. Misalnya, kerja sama dalam wisata budaya atau cultural tourism partnership dapat dilakukan mulai dari tahap perencanaan, manajemen, sampai pada pemasaran.

6. Daya Dukung
Daya dukung atau kapasitas lahan yang harus dipertimbangkan meliputi daya dukung fisik, alami, sosial dan budaya. Pembangunan dan pengembangan harus sesuai dan serasi dengan batas-batas lokal dan lingkungan. Rencana dan pengoperasiannya seharusnya dievaluasi secara reguler sehingga dapat ditentukan penyesuaian/perbaikan yang dibutuhkan. Skala dan tipe fasilitas wisata harus mencerminkan batas penggunaan yang dapat ditoleransi (limits of acceptable use).

7. Monitor dan Evaluasi
Kegiatan monitor dan evaluasi pembangunan pariwisata berkelanjutan mencakup penyusunan pedoman, evaluasi dampak kegiatan wisata serta pengembangan indikator-indikator dan batasan-batasan untuk mengukur dampak pariwisata. Pedoman atau alat-alat bantu yang dikembangkan tersebut harus meliputi skala nasional, regional dan lokal.

8. Akuntabilitas
Perencanaan pariwisata harus memberi perhatian yang besar pada kesempatan mendapatkan pekerjaan, pendapatan dan perbaikan kesehatan masyarakat lokal yang tercermin dalam kebijakan-kebijakan pembangunan. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam seperti tanah, air, dan udara harus menjamin akuntabilitas serta memastikan bahwa sumber-sumber yang ada tidak dieksploitasi secara berlebihan.

9. Pelatihan
Pembangunan pariwisata berkelanjutan membutuhkan pelaksanaan program-program pendidikan dan pelatihan untuk membekali pengetahuan masyarakat dan meningkatkan keterampilan bisnis, vocational dan profesional. Pelatihan sebaiknya meliputi topik tentang pariwisata berkelanjutan, manajemen perhotelan, serta topik-topik lain yang relevan.

10. Promosi
Pembangunan pariwisata berkelanjutan juga meliputi promosi penggunaan lahan dan kegiatan yang memperkuat karakter lansekap, sense of place, dan identitas masyarakat setempat. Kegiatan-kegiatan dan penggunaan lahan tersebut seharusnya bertujuan untuk mewujudkan pengalaman wisata yang berkualitas yang memberikan kepuasan bagi pengunjung.

Read More......

Wujudkan Kabupaten Pariwisata, Pemkab Samosir Tetapkan Grand Strategy 2009 - 2014


Dalam rangka mewujudkan Visi menjadi Kabupaten Pariwisata Tahun 2010, Pemerintah Kabupaten Samosir telah menyusun Grand Strategy Pengelolaan Kolaboratif yang ditetapkan sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Samosir No. 100 Tahun 2009 tanggal 5 Mei 2009 tentang Penetapan Lokasi Grand Strategi Pengelolan Kolaboratif Pembangunan Kab. Samosir. Hal ini dilaksanakan untuk mendukung program Pemerintah RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional, dimana Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba termasuk sebagai salah satu Kawasan Strategis Nasional.

Dalam Grand Strategy tersebut telah ditetapkan Lokasi-lokasi Prioritas Grand Strategi Pengelolaan Kolaboratif Pembangunan Kabupaten Samosir diantaranya: Aksesibilitas Transportasi ke Kabupaten Samosir; Jalur Wisata ke Kab. Samosir ditinjau dari Aspek Kegiatan; Area Konservasi Botani Kebun Raya Samosir; Area Konservasi Sumber Daya Air Arboretum Aek Natonang; Area Konservasi Catchment Area GN-KPA Sub DAS Binanga Papan dan Sabuk Hijau Kebun Raya Samosir.

Selain itu juga lokasi-lokasi yang ditetapkan sebagai prioritas Grand Strategy Pengelolaan Kolaboratif diantaranya : Area Konservasi Catchment Area GN-KPA Hutan, Lahan, Kebun dan Ternak, berlokasi di Binanga Op. Ratus dan Binanga Pangumpatan Tanjungan; Area Konservasi Catchment Area GN-KPA Binanga Tulpang dan Binanga Guluan, Hutan, Lahan, Kebun dan Ternak, di Ronggur ni Huta; Konservasi Situs Dan Cagar Budaya Kabupaten Samosir, Pengembangan Wisata Alam Bukan Situs, Pembangunan Jaringan Air Baku dengan sistim Gravitasi; Pembangunan Rumah Sakit Terpadu Kab. Samosir; Pembangunan Lapangan Golf Samosir; Pembangunan Kawasan Wisata Lagundi Kecamatan Onan Runggu; Pembangunan TPA Terpadu di Desa Sinta Dame Kec. Simanindo.


Telah Dimulai Sejak 2008.

Untuk mendukung tercapainya Grand Strategy, dimana Pariwisata sebagai Brand Image-nya Samosir, sepanjang Tahun 2008 telah dilaksanakan berbagai kegiatan, sbahagian diantaranya adalah; Pembangunan Area Konservasi Botani dengan membangun Kebun Raya Samosir seluas 100 ha, yang berlokasi di Sosortolong Desa Tomok Kec. Simanindo, yang melibatkan : PMU Sekjen Dep. Pekerjaan Umum, LIPI, Kebun Raya Bogor, Pemkab Samosir, Yayasan Pengembangan Pertanian Indonesia dan Lembaga Jaringan Informasi Komunikasi Pengelolaan SDA ( L JIK-PA ) dan pada tahun 2008 telah dilaksanakan penyusunan masterplan oleh PMU Sekjen Departemen PU dan pembukaan jalan masuk oleh Pemkab Samosir dan akan dibangun barak pembibitan serta pelatihan tahun 2009 oleh Pemerintah kabupaten Samosir.

Disamping itu, Area Konservasi Sumber Daya Air( SDA ) dengan membangun Arboretum di lokasi Aek Natonang Kecamatan Simanindo seluas 105 ha, terdiri dari : Darat seluas 83 ha, danau seluas 22 ha, dengan penyanggah (Catchment Area) seluas 545,29 ha dan pada tahun tahun 2008 telah dilaksanakan Studi Pradesain oleh BWS SII penyebaran bibit ikan, pembuatan tanggul, perbaikan pintu air oleh Pemkab Samosir, dan pada tahun 2009.akan dilaksanakan penyusunan detail desain oleh BWS SII, pembangunan jalan masuk dan bangunan irigasi oleh Pemkab Samosir.


Area Konservasi Lahan, Kebun, Ternak dan sabuk hijau (Green Belt ) Kebun Raya Samosir di Catchment Area GN-KPA Sub DAS Binanga Papan Lumban Buntu / Dugul Desa Tomok seluas 83, 15 ha. dan pada tahun tahun 2008 telah dilaksanakan pelatihan masyarakat oleh BWS SII dan penghijuan seluas 10 ha oleh BLHPP Kab.Samosir dan pada tahun 2009 akan dilaksanakan pembukaan jalan, pembangunan barak pembibitan oleh Pemkab Samosir serta rehabilitasi mata air untuk air baku oleh BWS SII;

Untuk Area Konservasi : Hutan, Lahan, Kebun dan Ternak, berlokasi di Catchment Area GN-KPA, Sub DAS Binanga Oppu Ratus (arah ke Lontung), seluas 114 ha, berada pada Desa Tanjungan dan Desa Parbalokan, Kecamatan Simanindo. Sub DAS Binanga Pangumpatan (arah ke Urat - Palipi) seluas 3.631 ha, berada pada Desa Urat II Kecamatan Palipi, pada lokasi ini telah dilaksanakan s/d tahun 2008 : pelatihan dan pembentukan kelembagaan serta pembangunan air bersih oleh BWS SII, penanaman pohon seluas 20 ha oleh DLHPP Pemkab Samosir. Sub DAS Binanga Tulpang seluas 1788 ha, berada pada Desa Ronggur Nihuta Kecamatan Ronggur Nihuta. Sub DAS Binanga Aek Tawar / Guluan, seluas 4.432 ha , berada pada Desa Ronggur Nihuta Kec. Ronggur Nihuta - Desa Simbolon Purba Kecamatan Palipi, pada lokasi a dan b telah dilaksanakan s/d tahun 2008: pelatihan dan pembentukan kelembagaan serta perbaikan embung aek tawar oleh BWS SII, serta penanaman pohon seluas 27 ha , pembangunan Chekdam oleh Pemkab Samosir.

Grand Strategy Pengeloaan Kolaboratif untuk Area Konservasi Situs dan Cagar Budaya Kabupaten Samosir telah menetapkan prioritas diantaranya : Situs Sekitar wilayah sakralisasi Gunung Cuci Pusuk Buhit sebanyak 47 situs, diawali dari Situs Batu Hobon dan pada tahun 2008 telah dilaksanakan : study Ekowisata dan Jasa Lingkungan serta detail desain di situs Batu Hobon dan pada tahun 2009 akan dilaksanakan pembangunannya; Penetapan Situs Prioritas tiap Kecamatan dimulai dari Ulu Darat, dan pada tahun 2009 akan dilaksanakan : Penyusunan Legenda destinasi diawali dari : Situs Tamba Tua, Situs Si Boru Pareme, Situs Datu Parngongo, Situs Boru Saroding, Situs Bulu Turak, Gua Bunda Maria, Aek Porohan, Makam tua Sidabutar, Batu Persidangan, Batu Bottean, Liang Sipogu, Liang Marlangkop, Sipale Onggang, Makam Tua Simarmata, dan lain lain;

Pengembangan Wisata Alam ( bukan Situs Budaya ) yang memiliki banyak lokasi sangat potensial untuk di kembangkan dan dikemas dengan berbagai olahraga tantangan seperti : HASH, Gantole/Paralayang, Sepeda Gunung, Festifal Layang – Layang, Jetsky, Panjat Tebing, Motor Cross, Volly Pantai, Dayung, Selancar Air, Renang, dan lain lain, dan berbagai kegiatan olahraga telah dilaksanakan setiap tahunnya.

Untuk mendukung tercapainya pelaksanaan Grand Strategi Pengelolaan Kolaboratif Pemkab Samosir juga telah menetapkan Kegiatan Prioritas Periode 2009 – 2014 diantaranya : Peningkatan Aksebilitas Transportasi ke dan Kab. Samosir; Konservasi Situs dan Cagar Budaya Kab. Samosir; Pembangunan Jalan Produksi Usaha Tani dan Ternak; Inventarisasi dan Rehabilitasi Embung di Kab. Samosir; Identifikasi dan Rehabilitasi Badan Sungai / Binanga di Kab. Samosir; Pembangunan Jaringan Irigasi untuk Pemenuhan Kebutuhan Petani / Peternak; Rehabilitasi dan Pembangunan Pantai Danau Toba di Kab. Samosir; Penataan KJA PT. Aqua Farm Nusantara dalam Mendukung Prawisata; Pembinaan Bagan Apung oleh Masyarakat; Penanganan Eceng Gondok dan Pencemaran Air Danau Toba; Pembangunan Jaringan Air Baku; Pembangunan Rumah Sakit Terpadu Kabupaten Samosir di Huta Ginjang; Pembangunan Lapangan Golf Samosir di Sainitak; Pembangunan TPA Terpadu Kab. Samosir; Peningkatan Peran Stakeholder (Pemerintah (Pusat, Provinsi, Kabupaten), Dunia Usaha, Masyarakat, Akademisi, Media Cetak dan Elektronik).

Dengan merevitalisasi kawasan wisata yang dimulai dari situs budaya Batu Hobon yang diyakini sebagai awal kehidupan etnis Batak, dapat menggugah persepsi wisatawan, bahwa menikmati pariwisata Samosir secara lengkap harus dimulai dari situs budaya Batu Hobon yang menyimbolkan awal kehidupan etnis Batak. Dengan demikian rencana awal pelaksanaan grand strategi pengelolaan kolaboratif pembangunan Samosir diawali dengan pelaksanaan Pesta Budaya Horas Samosir Fiesta, (09 s/d 12 Juli 2009) sekaligus launching Grand Strategi di Lokasi Cagar Budaya Batu Hobon.(RRS)

Read More......

Warga Desa Lumban Dolok-Tolping , Minta Polisi Abaikan Pengaduan Hotman Cs



Warga Desa Lumban Dolok-Tolping Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir meminta Polsek Ambarita mengabaikan pengaduan Hotman Cs terhadap Bustaman Silalahi. Pasalnya, pengaduan itu dinilai tak punya dasar yang kuat.


Bustaman Silalahi, warga Desa Lumban Dolok-Tolping (terlapor) yang diadukan Hotman Cs ke Polsek Ambarita, Selasa (30/6) lalu menilai dirinya diadukan atas kasus penebangan pohon. Padahal pohon yang ditanam itu berada di lahan Bustaman Silalahi. “Ya, kutebanglah. Pohon yang ditanam itu di dalam lahan kami. Dia tak punya hak punya sesuatu apapun di lahan ini. Ini lahan kami, peninggalan leluhur kami,” ujar Bustaman Silalahi.


Dia menduga, upaya Hotman Cs menanam pohon di lahan itu dalam rangka ingin merampas Desa Lumban Dolok-Tolping. “Sejauh ini, dia mengaku sebagai pemiliknya, padahal leluhur kamilah yang jelas pemilik (sipukka huta) Desa Lumban Dolok puluhan tahun lalu,” timpal Op Mawar Silalahi, warga kelahiran Desa Lumban Dolok yang kini berdomisili di Pematangsiantar.


Untuk itu, menurut Bustaman Silalahi, pihaknya meminta agar Polsek Ambarita tidak menanggapi pengaduan Hotman Cs. “Itu modus, untuk menguasai secara pelan-pelan kampung kami. Salah satu cara, dengan menanam pohon di kampung ini. Makanya saya tebang. Ada persoalan lain dibalik pengaduan itu. Jadi pengaduannya ke polisi, tidak murni kasus penebangan pohon, tapi mereka semata-mata ingin menguasai Desa Lumban Dolok-Tolping,” kata Bustaman.


Sementara itu, saat ini keluarga pemilik sah Desa Lumban Dolok-Tolping dari perantauan sedang berkumpul di lokasi yang hendak diserobot itu. Sekadar diketahui, fakta pendukung surat-surat administrasi pemilik (sipukka huta) Desa Lumban Dolok-Tolping ada di tangan Bustaman Silalahi (terlapor).


Sementara itu, Kepala Desa Tolping J Silalahi yang dihubungi Global secara terpisah mengatakan sengketa itu sudah terjadi 2002 namun hingga kini belum ada solusinya.

(PANDAPOTAN- Luhut Sijabat |GLOBAL | SAMOSIR)

Read More......

SAMOSIR LAKE TOBA PARAGLIDING INTERNATIONAL OPEN COMPETITION 2009

Mangindar Simbolon : Suksesnya penyelenggaraan event tersebut merupakan tantangan bagi Kabupaten Samosir peroleh predikat menjadi lokasi kegiatan paralayang kategori World Cup

Penyelenggaraan even paralayang berkelas internasional di Kabupaten Samosir, 5 s/d 9 Mei 2009, merupakan kehormatan tersendiri dan sejalan dengan visi Kabupaten Samosir menjadi Kabupaten Pariwisata Tahun 2010 yang Indah, Damai dan Berbudaya dengan Agribisnis yang Ramah Lingkungan Menunju Masyarakat Yang Lebih Sejahtera. Paralayang adalah olahraga yang bernuansa rekreasi dan wisata sekaligus tantangan yang dapat memacu adrenalin, sangat cocok dikembangkan di Kabupaten Samosir mengingat wilayah georafisnya yang berbukit-bukit dengan panorama alamnya yang st indah, dikelilingi Danau Toba sebagai maskotnya. Melalui even olahraga ini akan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan yang pada giliangarannya berperan penting sebagai salah satu moment percepatan terwujudnya visi Kabupaten Samosir.

Samosir Lake Toba Paragliding Internasional Open Competition (SLTPIOC) 2009 akan diselenggarakan di Kabupaten Samosir mulai tanggal 5 sampai 9 Mei 2009, berlokasi di Bukit Siulakhosa – Bukit Beta Kecamatan Simanindo yang diikuti atlet mancanegara dan nasional. Sebanyak 34 atlet dari 8 negara akan ikut bertanding, yakni Malaysia, Slovenia, Montenegro, Serbia, Inggris, Arab Saudi, Korea dan Jepang serta atlet nasional sebanyak 154 orang dari Malang, Yogyakarta, Jakarta, Sumatera Barat dan Medan. Bahkan Mr. Uga dari Serbia selain turut bertanding, secara khusus diutus Federasi Aero Sport Internasional untuk memantau pertandingan sekaligus menilai kelayakan Kabupaten Samosir pantas menyandang predikat sebagai lokasi penyelenggaraan paralayang dengan kategori worldcup.

Suksesnya penyelenggaraan even tersebut merupakan tantangan bagi Kabupaten Samosir memperoleh predikat menjadi lokasi kegiatan paralayang berkategori worldcup. Demikian dikatakan Bupati Samosir saat memberikan arahan pada rapat panitia SLTPIOC 2009 di Ruang Rapat Kantor Bupati Samosir, Selasa (28/04). “Untuk itu saya harapkan kepada semua panitia dan masyarakat Samosir dapat menjadi tuan rumah yang baik, khusus panitia agar melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya, saling bersinergi sehingga kegiatan ini sukses demi sebuah kepercayaan sekaligus penghargaan bagi Kabupaten Samosir, sehingga harapan kita dapat meningkatkan kunjungan wisata ke Kabupaten Samosir,” ajaknya.

Penyelenggaraan SLTPIOC 2009 bekerjasama antara Pemerintah Kabupaten Samosir dengan Federasi Aero Sport Indonesia Daerah Sumatera Utara (FASIDASU) dan Persatuan Terbang Layang Malaysia yang di pimpin Kol. Basir yang didukung Pemerintah Propinsi Sumatera Utara dan Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia.

Sebagaimana telah diinformasikan sebelumnya, SLTPIOC 2009 di Kabupaten Samosir merupakan lanjutan rangkaian kejuaraan Malaysia Paragliding Worldcup dimana peserta yang turut bertanding di negeri jiran tersebut turut bertanding di Kabupaten Samosir. Tiga jenis even akan dipertandingkan, yakni cross country, Water land dan eksebisi Paramotor. Waterlanding merupakan satu nomor spesial dalam kejuaraan tersebut yang dapat melibatkan emotion penonton untuk mengarahkan penerjun untuk landing yang ditempatkan di tengah Danau Toba. Pada event tersebut rencananya akan dihadiri oleh Bupati Kuala Langat (bukan Jugrak- red) beserta keluarga, salah satu kabupaten di Kerajaan Malaysia, Deputi Kemenpora dan akan dibuka oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara.

Read More......

BUPATI SAMOSIR ANGKAT SUMPAH/JANJI PNS TENAGA HONORER

Mangindar : PNS, tingkatkan disiplin kerja sehingga dapat diharapkan menjadi kader-kader yang professional dimasa mendatang


Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon mengambil sumpah/janji CPNS dari tenaga honorer menjadi PNS di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir di Aula Paroki Santo Mikhael Kacamatan Pangururan, Senin,(27/04).

Sebelum pengambilan sumpah/janji, Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Samosir Marsinta Sitanggang.SH terlebih dahulu melaporkan bahwa PNS yang akan dilantik telah lulus uji coba selama 2 (dua) tahun dan sesuai peraturan kepegawaian mereka dilantik menjadi PNS.
Pengambilan Sumpah/janji CPNS menjadi PNS tersebut merupakan pengangkatan tenaga honorer daerah Tahun 2005 yang lalu. PNS yang diambil sumpah/janjinya sebanyak 156 orang, terdiri dari Golongan III sebanyak 28 orang, Golongan II sebanyak 124 orang dan Golongan I, 4 orang. Acara tersebut dihadiri oleh Muspida, Kepala SKPD serta Darma Wanita Pemerintahan Daerah Kabupaten Samosir.

Dalam Sambutannya Bupati Samosir, berpesan kepada PNS yang baru diambil sumpah/janjinya, dapat bekerja dengan baik dan meningkatkan disiplin kerja, sehingga diharapkan menjadi kader – kader yang profesional di masa mendatang. Lebih lanjut beliau menegaskan, bahwa tahun ini merupakan “Tahun Kinerja”. Untuk itu agar para Pimpinan SKPD tempat bekerja masing-masing PNS tersebut, dapat memberikan bimbingan dan pengawasan melekat kepada PNS yang baru dilantik, utamanya ketersedian SDM-SDM yang handal, menyongsong era globalisasi dan teknologi informasi yang begitu cepat berubah.

Setelah bimbingan dan arahan, secara simbolis Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon menyerahkan SK pengangkatan kepada PNS yang baru dilantik, masing-masing perwakilan dari tenaga kesehatan, keguruan serta tenaga teknis.

Read More......
Template by : Kendhin x-template.blogspot.com